NGANJUK,Faamnews.com— Ucapan kontroversial yang diduga dilontarkan oleh seorang oknum HRD PT Sukses Abadi Indonesia (SAI) Nganjuk dan beredar luas di platform media sosial TikTok berbuntut panjang. Pernyataan yang menyebutkan “orang Indonesia goblok semua” dinilai melecehkan serta menyakiti perasaan masyarakat luas. Karena lokasi kejadian berada di Kabupaten Nganjuk, sejumlah aktivis dan perwakilan LSM setempat pun merespons keras pernyataan tersebut.

Pernyataan tersebut dianggap tidak mencerminkan sikap kebangsaan yang baik serta bertentangan dengan nilai-nilai kesopanan dan semangat nasionalisme yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, para aktivis, LSM, serta awak media dari Kabupaten Nganjuk segera bergerak untuk meminta klarifikasi dari pihak perusahaan. Pada hari ini, Kamis (5/6/2025), mereka mendatangi kantor PT Sukses Abadi Indonesia (SAI) Nganjuk yang berlokasi di Jalan Gondang–Lengkong, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, guna mempertanyakan secara langsung maksud dan motif di balik ucapan tersebut.
- Baca Juga Viral! Video Oknum HRD Diduga Memaki Karyawan, FAAM: Bentuk Kekerasan Psikis di Dunia Kerja
Para perwakilan yang hadir telah menunggu sejak pukul 11.00 WIB. Namun hingga siang hari, belum ada tanggapan resmi dari pihak perusahaan. Pihak keamanan menyampaikan bahwa audiensi ditunda karena adanya kegiatan simulasi pemadaman kebakaran (DAMKAR) yang telah dijadwalkan sebelumnya pada pukul 14.00 WIB.
Setelah kegiatan tersebut selesai, perwakilan HRD melalui petugas keamanan kembali menyampaikan bahwa oknum HRD yang dimaksud masih terlibat dalam agenda internal perusahaan. Mereka juga menginformasikan bahwa audiensi akan dijadwalkan ulang setelah Hari Raya Idul Adha, dengan pendampingan dari pihak kepolisian setempat.
Penundaan ini memicu kekecewaan dari pihak aktivis dan LSM, yang merasa bahwa upaya mereka untuk berdialog secara baik-baik tidak ditanggapi dengan serius oleh pihak perusahaan.
Ketua DPC LSM Forum Aspirasi & Advokasi Masyarakat (FAAM) Nganjuk, Achmad Ulinuha, menyampaikan rasa kecewanya karena tidak dapat bertemu langsung dengan oknum HRD ataupun perwakilan perusahaan.
“Kami hanya ingin meminta klarifikasi atas ucapan yang sangat menyakitkan tersebut, sekaligus meminta yang bersangkutan untuk menyampaikan permintaan maaf. Ini bukan hanya masalah individu, tapi menyangkut martabat bangsa,” ujarnya.
Achmad juga menegaskan bahwa tidak pantas seorang HRD melontarkan ucapan yang menghina bangsa. Ia meminta agar pihak direksi mengevaluasi jabatan oknum tersebut dan tidak lagi menempatkannya di Nganjuk karena berpotensi mengganggu kondusivitas daerah.
Hal senada disampaikan oleh Ketua AWG (Aliansi Wong Gawat), M. Ridwan, yang turut hadir dalam aksi tersebut. Ia menyayangkan sikap oknum HRD dan menuntut pihak perusahaan segera memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka.
“Kalau dalam waktu dekat tidak ada klarifikasi dan permintaan maaf dari pihak HRD, kami tidak hanya akan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib, tetapi juga akan mengerahkan seluruh elemen LSM di Kabupaten Nganjuk untuk turun ke jalan. Ini sudah termasuk penghinaan terhadap harkat dan martabat orang Indonesia,” tegas Ridwan.
Sebagai langkah lanjutan, sejumlah LSM dan aktivis lintas komunitas di Nganjuk berencana melaporkan kasus ini ke Polres Nganjuk. Mereka berharap pihak kepolisian dapat segera mengambil tindakan atas dugaan penghinaan yang dinilai melukai harga diri bangsa Indonesia.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak PT SAI terkait pernyataan kontroversial yang beredar tersebut. (Andri)