Mengungkap Fakta, Mengawal Aspirasi
RedaksiHubungi Kami
Berita  

Seminar Nasional UIM; Jihad Santri Dalam Menjaga Persatuan Bangsa Dan Ketahanan Pesantren

Wakil ketua PBNU, Dr. (H.C.) KH. Zulfa Mustofa, saat mengisi seminar nasional di kampus Universitas Islam Madura, (3/11)
Pamekasan, Faamnews.com – Universitas Islam Madura (UIM) sukses menggelar Seminar Nasional Kebangsaan dan Kepesantrenan. Acara yang bertempat di Aula KH. Sirajuddin UIM lantai III, Pamekasan, Madura. dengan menghadirkan narasumber Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr. (H.C.) K.H. Zulfa Mustofa. (3/11)

Seminar yang mengususng tema “Mengukuhkan Jihad Konstitusional Santri Madura: Reafirmasi Peran Pesantren sebagai Pilar Ketahanan Bangsa Pasca-Musibah dan Narasi Negatif oleh Media terhadap Pondok Pesantren Jawa Timur” tersebut berlangsung dengan khidmat dan antusias.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Islam Madura, H. Ahmad Asir menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai bentuk penguatan nilai-nilai keislaman ala Ahlussunnah Wal Jamaah dan kebangsaan di lingkungan kampus.

Pihaknya juga menambahkan bahwa UIM dengan slogan Kampus lima Menara Ilmu merupakan bagian dari afirmasi visi Universitas Islam Madura, yaitu: Keislaman, Keindonesiaan, Kepesantrenan, Keaswajaan, dan Kemaduraan.

“Nilai-nilai ini menjadi ruh yang menuntun seluruh aktivitas akademika di kampus ini. Hubungan antara nilai-nilai pesantren ala Ahlussunnah Wal Jamaahdan kebangsaan tidak bisa dipisahkan karena keduanya merupakan fondasi bangsa ini,” tegasnya.

Dr. (H.C). K.H. Zulfa Mustofa dalam penyampaian materinya menekankan pentingnya peran pesantren dalam memberi warna baru Madura yang lebih baik serta perannya dalam menjaga persatuan bangsa di tengah gempuran arus globalisasi dan informasi negatif.

“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga benteng moral bangsa. Santri adalah penjaga nilai-nilai kebangsaan dan pengawal konstitusi yang menjaga Indonesia tetap damai dan beradab. Hal ini sesuai dengan tiga fungsi pesantren, yaitu: Tafaqquh Fiddin (Santri mengerti urusan agama demi membangun masyarakat faham agama; Soft Skill (Santri tahan banting dengan bekal sifat-sifat yang baik seperti sabar, ikhlas, dan semangat; Bekal keterampilan agar Santri siap pakai dan bisa bermafaat kepada masyarakat,” tutur Kiai Zulfa.

Lebih lanjut, Kiai Zulfa menambahkan, kita harus menunjukkan bahwa pesantren adalah sumber kebaikan, tempat lahirnya generasi berilmu, berakhlak, dan cinta tanah air. Jihad konstitusional santri adalah menjaga Indonesia dengan ilmu, akhlak, dan keteladanan.

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi civitas akademika UIM untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik dan pesantren dalam membangun ketahanan bangsa. Sebagimana pesan Kiai Zulfa, “Mas’ulun Diniyah dan Mas’ulun Wathoniyah untuk menjadi tafaqqoh fiddiiin.”

Acara ditutup dengan doa bersama, diiringi harapan agar semangat kebangsaan dan nilai-nilai kepesantrenan senantiasa hidup di tengah masyarakat.

Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi, Dosen, Pegawai, Ormawa UIM, Mahasiswa, PJ Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan, serta Dewan Guru MTs. dan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan.

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *