FAAM, MAKASSAR — Sejarah ibarat sebuah teka-teki. Tersusun dari berbagai fakta yang dikemukakan saksi sejarah, dokumen, dan berbagai macam objek lainnya. Itulah yang juga disadari banyak komunitas pegiat sejarah di Sulawesi Selatan.
Sadar tidak bisa mengungkap sebuah sejarah sendirian, berbagai komunitas memutuskan untuk saling bertemu. Silaturahmi dan berinteraksi. Bertukar pikiran dan ilmu yang kemudian secara kebetulan menemukan pecahan-pecahan teka-teki sejarah yang dibutuhkan.
“Dengan pertemuan diskusi ini banyak sejarah yang di ulas dan berdiskusi ringan, tidak jarang ada informasi sejarah yang kami butuhkan ternyata dimiliki komunitas lainnya,” jelas Rektor Universitas Negeri Makassar dalam diskusinya
Banyak potongan sejarah yang ditemukan Mulai Soekarno dari diskusi ringan dengan komunitas sejarah lainnya. Salah satunya soal pertempuran di masa penjajahan kala itu
Direktorat Sejarah dan permuseuman Menyelenggarakan Kegiatan diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia tahun 2025 Bertempat di Ruang Teater Lt.2, Menara Finisi, Universitas Negeri Makassar Jl.A. Pettarani.Tidung Kecamatan Rappocini,Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (04-08-2025).
Dalam sambutannya Rektor universitas negeri Makassar,Prof.Dr.Karta Jayadi.M.Sn.Menyampaikan Sejarah Itu adalah sebuah Rentang Peristiwa yang Mungkin Sangat enak di perdebatkan, penuh suatu pola yang tentunya ada sikap subyektif dan obyektif di dalamnya.
Sebahagian sejarawan kita harus di hormati karena para sejarawan kita lah yang mengetahui pola-pola,paham, perilaku situasi yang
Di anggap sebagai bagian dari titik-titik sejarah yang harus di bentangkan.
Oleh karena itu sejarah ini akan terus menerus akan tumbuh.hanya ada yang berhenti sebagai sejarah.ada yang berhenti sebagai sejarah,berhenti sebagai angin lalu karena tidak berkesinambungan dengan sejarah tersebut.
Prof.Dr.Karta Jayadi M.Sn. juga menambahkan klo dilihat bagaimana imigrasi manusia-manusia di belahan bumi ini, terkadang lahirnya di sini namun terkenalnya di sana.
Contoh halnya Syekh Yusuf,di makamkan di beberapa Tempat.tapi ketika para sejarawan mencoba mengkaji berdasarkan fakta-fakta, indikator -indilator yang bisa di jadikan sebagai patokan untuk penulisan, maka itu menjadi menarik, langsung bermanfaat untuk sesuatu yang faktual.
Kerangka sejarah memberikan yang ada kepada kita untuk berpikir,cara berpikir itu dari dalam kemudian dia keluar dengan cara berpikirnya yang bagus.akhirnya kita tidak bersuaka tidak sembarang menentukan Berita -Berita, Bacaan-Bacaan yang di tawarkan kepada kita.karena kita Faham tentang Rof dan Sukma,budaya dari ilmu sejarah.
Di sisi lain dalam pembukaan Kegiatan Acara diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia tahun 2025. Menteri Kebudayaan Fadli Zon.M.sc.Membuka Kegiatan melalui meeting zoom Menyampaikan, kementrian Kebudayaan Berkomitmen Menyelenggarakan diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia kegiatan ini dilaksanakan sebagai Respon atas keinginan publik berkontribusi berpartisipasi dalam penguatan Historigrafi Indonesia.
Di era keterbukaan dan demokrasi yang di junjung tinggi, kementrian kebudayaan semaksimal mungkin menghadirkan sebuah tulisan sejarah.
,”yang merespons kebutuhan strategis dalam konteks memutakhirkan narasi kebangsaan.dan di tengah enspansi globalisasi.ancaman disintegrasi sosial dan polarisasi politik, yang melemahkan semangat kebangsaan terutama di kalangan generasi muda.
,”Oleh karena itu Fadli Zon juga menyampaikan penulisan sejarah Indonesia di tulis oleh para sejarawan yang memang profesional di bidangnya masing-masing dan para sejarawan di berikan kebebasan untuk melakukan studi rizet dan juga berbagai penelitian.
Semoga kegiatan ini memberikan kesempatan kepada kementerian kebudayaan untuk menjaring berbagai masukan yang membangun dan membuka peluang masyarakat.ikut mewujudkan hasil penulisan sejarah Indonesia yang berofan dan inklusif adil isnfiratif bagi seluruh rakyat Indonesia.tutunya.”














