Opini oleh: Achmad Ulinuha, Ketua DPC LSM FAAM Nganjuk
Komite sekolah, di atas kertas, digagas sebagai jembatan komunikasi antara orang tua, masyarakat, dan sekolah. Ia diharapkan menjadi mitra kritis dalam merumuskan kebijakan, sekaligus penjaga transparansi pengelolaan dana pendidikan. Namun, pertanyaan mendasar yang harus kita ajukan hari ini: apakah fungsi itu benar-benar berjalan?
Fakta di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Komite sekolah sering kali hanya hadir sebagai pelengkap administrasi. Alih-alih menjadi kontrol, ia berubah menjadi stempel yang melegitimasi kebijakan sekolah. Orang tua jarang dilibatkan, suara masyarakat terpinggirkan, sementara komite justru sering berdiri di belakang kepala sekolah, bukan di samping orang tua yang seharusnya diwakili.
Inilah alasan mengapa komite sekolah harus dibubarkan terlebih dahulu, sebelum dirumuskan ulang dengan tata kelola yang lebih sehat. Selama fungsinya tidak berjalan, keberadaannya hanya akan menjadi simbol tanpa makna. Bahkan lebih parah, menjadi alat untuk membenarkan pungutan dan kebijakan yang membebani wali murid.
Poin krusial lain adalah soal legalitas. Selama ini Surat Keputusan (SK) komite diterbitkan oleh kepala sekolah. Skema ini jelas menimbulkan ketergantungan dan membuka ruang intervensi. Bagaimana mungkin komite bisa mengawasi sekolah, jika lahirnya saja bergantung pada kepala sekolah? SK pengangkatan komite seharusnya diterbitkan langsung oleh Dinas Pendidikan atau Cabang Dinas, agar independensinya terjamin dan keberpihakannya tidak lagi terikat pada kepala sekolah
Kita harus berani jujur: komite sekolah dalam bentuknya yang ada sekarang telah gagal menjalankan mandatnya. Karena itu, pembubaran dan evaluasi total adalah keniscayaan. Hanya dengan perombakan menyeluruh, komite bisa kembali ke khitahnya: menjadi wadah partisipasi yang mewakili kepentingan orang tua, memperjuangkan transparansi, dan menjaga pendidikan agar tetap berpihak pada masyarakat, bukan pada segelintir kepentingan.
Pendidikan yang baik tidak boleh dikendalikan segelintir orang. Komite harus independen, kuat, dan berwibawa. Jika tidak, lebih baik ia tidak ada sama sekali.