PASURUAN, faamnews.com- Rasa kemanusiaan serta jiwa sosial dengan menjunjung tinggi tata krama adat ketimuran yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia tampaknya tidak berlaku bagi Pemerintah Desa Dayurejo khususnya Kades Wahono.
Kades Wahono diduga tidak punya rasa kemanusiaan serta empati terhadap keluarga korban yang meninggal saat berdesakan berebut seserahan kegiatan ruwatan Desa Dayurejo dengan tetap menggelar acara hiburan ludruk ditengah duka yang mendalam dari keluarga korban.
Di tengah suasana duka keluarga korban, Kades Wahono (Pemerintah Desa) tetap menggelar hiburan ludruk pada malam Hari setelah insiden kejadian yang merenggut korban jiwa dengan meriah.
Dari pantauan awak media diketahui hiburan ludruk yang di datangkan dari wilayah setempat tersebut tampak meriah dengan suasana gemuruh canda tawa dari para pengunjung.
Seperti diberitakan sebelumnya, ruwatan Desa Dayurejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan memakan korban jiwa akibat berdesak-desakan hingga terinjak-injak oleh pengunjung lainnya yang berebut seserahan ancak yang di gelar di halaman kantor Desa Dayurejo.
Kades Dayurejo Wahono saat dikonfirmasi awak media melalui aplikasi WhatsApp perihal kegiatan ludruk tersebut enggan menjawab meski pesan sudah nampak terbaca.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Kapolsek Prigen Sugiyanto yang enggan menjawab konfirmasi awak media saat terkait ijin kegiatan ludruk selepas adanya korban meninggal pada siang harinya tersebut.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP farouq saat dikonfirmasi menyampaikan “Kaitan hal tersebut ditanyakan ke polsek atau ke bagian bagops yang masalah perizinan
Atau bisa juga ditanyakan ke kapolres pak,” singkatnya. (por)