Kalbar,Faamnews.com-Masyarakat Kabupaten Kapuas Hullu Kalimantan Barat (Kalbar) kerap mengeluhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang sulit didapatkan di SPBU, sehingga untuk keperluan hilir mudik masyarakat harus membeli di kios kios pinggir jalan dengan harga tentunya mahal berkisar 14000-15000 per liter.
Langkanya BBM jenis solar dan pertalite tersebut diduga ada yang memonopoli. Ironis pihak SPBU lebih banyak menjual ke pelangsir menggunakan jerigen maupun tangki kendaraan rombakan bahkan drum yang sudah membuat kesepakatan diantara mereka untuk mendapat keuntungan.
Fakta dari investigasi media ini pada SPBU APMS 660612, Jalan lintas Kapuas hulu di perbatasan kecamatan tepuai dan kecamatan pengkadan, Rabu (8/5/2024) sekitar Pukul 12.30 WIB.
Anggota Pengawas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) FAAM DPW Kalbar mengungkapkan, pada saat investigasi, ada salah seorang warga masyarakat mengeluhkan lantaran BBM pertalite selalu habis sebelum memasuki waktu siang, dia mendug ada pelangsir sudah antri mengisi jerigen bahkan drum.
Allhasil di TKP SPBU APMS 660612. Ia (Husein) mendokumentasikan dan mempertanyakan kepada pihak SPBU terkait BBM jenis solar sulit didapat oleh masyarakat.
Salah seorang pegawai SPBU menjelaskan jika semua yang melakukan pengambilan menggunakan jerigen serta drum tersebut sudah melalui surat rekomendasi.
“Tetapi saat Tim investigasi mempertanyakan surat rekomendasi dari beberapa unit mobil pickup yang melakukan pengisian pihak SPBU tapi tak bisa menunjukan,” ujar Husein, Kamis,(9/5/24).
Bahkan, kata Husein, pembeli minyak subsidi jenis pertalite (sopir mobil pickup) tersebut kebingungan saat ditanyai surat sakti yang mreka gunakan dalam pengambilan minyak subsidi puluhan jerigen itu.
“Kami minta kepada pihak Pertamina dan APH untuk turun kelapangan ke seluruh SPBU di Kalbar yang memanfaatkan surat Sakti, jika ada bukti tersebut tindak tegas,” ucap Husein.
“Aturan harus ditegakkkan dan transparan kepada masyarakat bagaimana sistem yang dilakukan di SPBU SPBU yang ada?, terkait pengambilan BBM bersubsidi di setiap SPBU, karena BBM subsidi untuk masyarakat,” tambahnya.
Saat ia mencoba mewawancarai beberapa pemilik kios di pinggir jalan , terkuak bahwa mereka membeli di SPBU dengan jumlah ratusan liter dengan menggunakan jerigen,
“Mereka di berikan harga Rp 10.500 hingga RP 11.000 perliter liter nya, apakah pihak Pertamina dan APH tidak tau dengan permainan SPBU tersebut, ataukah pura pura tidak tau,” imbuhnya.
Untuk itu, dia berharap kepada pihak Pertamina serta APH dari tingkat lokal sampai pusat untuk segera melakukan tindakan penegakan hukum terkait temuan ia di lapangan.
“Jadi harus ada tindakan tegas, agar BBM subsidi bisa menyentuh dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat yang membutuhkan. Jika ada penyelewengan kami minta segera di tindak lanjuti hingga ke meja hijau,”tandas Husein.