Cibinong||Faamnews.com-
Pemberian remisi khusus kepada narapidana dalam rangka Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 1446 H, yang berlangsung di Lapas Kelas IIA Cibinong pada Jumat, 28 Maret 2025, bukan sekadar acara seremonial. Acara yang dihadiri Bupati Bogor, Rudy Susmanto, dan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Jenderal Polisi (Purn.) Agus Andrianto, ini memiliki dampak signifikan, baik bagi para narapidana maupun bagi negara.
Dengan total 157.933 narapidana di seluruh Indonesia yang menerima remisi, program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang telah melakukan kesalahan. Angka ini terdiri dari 1.621 narapidana yang menerima remisi khusus Nyepi dan 156.312 narapidana yang menerima remisi khusus Idul Fitri. Lebih lanjut, 948 narapidana di antara mereka langsung dinyatakan bebas setelah mendapatkan remisi, 20 orang karena remisi Nyepi dan 928 orang karena remisi Idul Fitri.
Program remisi ini didasarkan pada Keppres Nomor 174 Tahun 1999 dan memiliki kriteria yang jelas: narapidana harus berkelakuan baik, aktif dalam kegiatan pembinaan, dan menunjukkan penurunan tingkat risiko. Remisi diberikan dengan pemotongan masa tahanan antara 15 hingga 30 hari.
Signifikansi program ini tidak hanya terletak pada aspek kemanusiaan, tetapi juga pada dampak ekonominya. Pemberian remisi ini menghasilkan efisiensi anggaran negara sebesar Rp 81.264.930.000. Ini menunjukkan bahwa program ini dirancang secara terencana dan efektif, memberikan manfaat ganda, baik bagi individu maupun negara.
Dirjen Pemasyarakatan, Irjen Mashudi, dalam sambutannya menekankan pentingnya pemanfaatan remisi oleh para narapidana sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Remisi ini, menurutnya , merupakan sebuah kesempatan yang berharga untuk memulai hidup baru.
