PASURUAN, faamnews.com- Sebagai bentuk peduli kelestarian lingkungan dan juga mendorong kesadaran, PT Heinz ABC Indonesia (ABC) Melalui Yayasan Cempaka melanjutkan Program Konservasi dan Daerah Tangkapan Air.
Konservasi berupa penanaman 1000 pohon ini dilakukan di Curah Tangkil, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Rabu 8/05/2024.
Dari pantauan awak media, penanaman diawali dengan proses ceremony di Kedai Hutan Cempaka. Ceremony ini dihadiri oleh Hendry Pranajaja Oeswandi Direktur Manager Kraft Heinz Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Pasuruan.
Dalam sambutannya, Direktur Yayasan Cempaka Syarifuddin Latif mengatakan pelestarian lingkungan harus menjadi sikap sehari-hari. Sehingga sumber daya alam bisa tetap lestari sampai generasi berikutnya.
“Earth day is everyday. Maka tiap hari harus melestarikan alam. Bukan hanya menikmati SDA bumi, tapi juga harus mewariskan untuk anak cucu kita. Air, udara, dan tanah harus dijaga. Salah satunya lewat penanaman pohon,” paparnya.
Ia melanjutkan, seperti pada pengalaman di tahun 2018 lalu, ABC telah berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Forum Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pasuruan dan sudah menanam setidaknya 4.000 pohon di berbagai kawasan Daerah Tangkapan Air untuk mendukung konservasi hutan dan mata air.
‘’Tahun ini, ada 1.000 bibit tanaman yang akan kami tanam bersama ABC. Sebagian besar merupakan jenis tanaman buah, seperti Alpukat, Durian, Kopi, Kayu Manis, serta tanaman lokal seperti Pohon Sintok. Selain untuk tujuan konservasi area resapan air, kegiatan ini juga diharapkan akan turut meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat dengan sistem agroresti,” bebernya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan penanaman dilaksanakan dalam bentuk kolaborasi multi-pihak, melibatkan berbagai sektor, mulai dari ABC sebagai pelaku usaha, sekaligus pemrakarsa dan kontributor pendanaan.
Yayasan Cempaka sebagai LSM Lingkungan & Pemberdayaan Sosial sebagai mitra pelaksana utama, serta disupervisi langsung dibawah koordinasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan.
Kegiatan juga melibatkan Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Pasuruan, yang terjun langsung dalam penentuan lokasi konservasi, monitoring, dan evaluasi program.
“Penanaman ini juga melibatkan Kelompok Petani Pengelola Hutan Desa yang akan membantu pelaksanaan di lapangan. Mulai dari pengadaan bibit, penanaman, perawatan, serta penjagaan pohon yang ditanam,” tukasnya.
Direktur Manager Kraft Heinz IndonesiaHendry Pranadjaja Oeswadi mengatakan sejak awal beroperasi di tahun 1996, Pabrik Heinz ABC di Pasuruan berkomitmen untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui berbagai program.
“Seperti kegiatan revitalisasi bersih sungai, penebaran bibit ikan di DAS Wrati, mendukung peralatan & kendaraan angkut sampah, program fogging DBD untuk lingkungan, serta pembagian bantuan sembako bagi kelompok rentan di area sekitar pabrik dan di kecamatan Beji,” urainya.
Ia menerangkan bahwasanya di tahun ini, bersama-sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, meneruskan program penanaman 1.000 pohon, sebagai bagian dari upaya bersama memelihara sumber mata air bagi masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk melakukan penanaman pohon ini secara berkala hingga setidaknya sepuluh tahun kedepan. Semoga upaya kolektif ini dapat menghadirkan dampak baik, tidak hanya bagi konservasi lingkungan, tapi juga bagi para petani dan kehidupan masyarakat setempat,” ulasnya.
Sugito, Ketua Pengurus Lembaga Pengelola Hutan Desa Lokajaya Binangun, Desa Dayurejo, menyambut baik kegiatan ini. Ia mengapresiasi kolaborasi yang terjalin baik antara pihak perusahaan, yayasan, dan kelompok masyarakat setempat.
“Sehingga tidak hanya masyarakat dapat menikmati manfaat dari hasil panen untuk peningkatan kesejahteraan, tapi mereka juga ikut aktif memelihara pertumbuhan pohon-pohon ini secara optimal,” ungkap Sugito.
Muhamad Muhsin, Perwakilan Bidang Tata Lingkungan DLH Kabupaten Pasuruan juga menjelaskan hasil monitoring didapati bahwa kegiata rutin penananam pohon di daerah tangkapan air Curah Tangkil ini telah berkontribusi terhadap kestabilan debit mata air Curah Tangkil.
Dulu, sambungnya, sumber mata air hanya mengalir pada saat musim hujan. Setelah dilakukan konservasi, debit mata air mengalir hingga 60 liter/menit di musim hujan dan terus mengalir hingga 18 liter/menit pada saat musim kemarau.
“Kondisi ini sangat berarti bagi setidaknya 86 petani hutan setempat yang menggunakan sumber mata air Curah Tangkil sebagai sumber air bagi irigasi, dan ternak mereka di Desa Dayurejo,” tutupnya.(por/red)