MAKASSAR, FAAM —- Intimidasi terhadap proses kerja jurnalistik ini dinilai makin menandakan tidak transparannya kerja yang ada utamanya kasus perzinaan yang sempat ingin di konfirmasi ke pihak oknum aparat kepolisian dalam mengusut kasus perzinaan yang hendak di laporkan istri dari pelaku perzinaan itu.
“Tindakan intimidasi dan penghalangan aktivitas jurnalistik ini bertolak belakang dengan niat Kapolri yang menjamin transparansi dan obyektivitas dalam pengungkapan setiap laporan masyarakat yang melaporkan kasus yang ada,” kata Rahmayadi Ketua Pemerhati Jurnalis Siber Sulawesi Selatan, dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Jumat (11/8/2023).
Berdasarkan informasi yang didapat PJS Sulsel dan YBH Kompak, intimidasi itu menimpa seorang Jurnalis media online pada Jumat (14/7/2022), saat sedang berada di kantor Polsek Tamalate.
Tiba-tiba saja muncul chat Whatsapp yang menuliskan kami yang berada di kantor Polsek Tamalate menuliskan bahwa bapak tidak usa campuri urusan ini, chat Ibu Hj Nia ke Whatsapp wartawan yang hendak meliput laporan kasus perzinaan oknum ASN Kabupaten Gowa
Setahu kami Hj Nia pelapor kasus perzinaan suaminya lagi berada di ruangan Intel Polsek Tamalate, jadi kami menduga yang mengatakan hal demikian adalah oknum anggota Intel Polsek Tamalate
Sementara itu Ibrahim YBH Kompak juga menyayangkan akan adanya kejadian tersebut karna kemungkinan disini di kantor Polsek Tamalate sudah tidak ada lagi Transparansi setiap penanganan kasus yang ada, kata Bram panggilan sehari-harinya
Pokoknya kami dari YBH Kompak bersama PJS Sulsel meminta dengan tegas kepada pihak Paminal Polda Sulsel ataupun Kapolda Sulsel agar segera menindaki oknum aparat kepolisian Polsek Tamalate Polrestabes Makassar yang telah melakukan intervensi awak media yang hendak meliput kasus perzinaan Oknum ASN Kabupaten Gowa
(Tim)
