PASURUAN, faamnews.com- Setinggi apapun gelar serta setinggi apapun kedudukan dan jabatan seseorang tidak akan ada artinya manakala tidak mengedepankan adab dan etika dalam kehidupannya.
“Tak beradap dan tak ber-etika” mungkin kata-kata tersebut layak disematkan pada jajaran direksi RSUD Bangil serta Pemkab Pasuruan lantaran menggelar “konser” ditengah hiruk pikuk masyarakat yang bersedih karena keluarganya sedang terbaring sakit.
Peresmian Gedung dan louncing logo baru di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil rupanya menuai polemik. Pasalnya, area gedung yang biasanya jauh dari kebisingan itu, malah jadi tempat konser dengan menghadirkan band terkemuka dengan menyanyikan lagu “panggung sandiwara dengan nada sound yang cukup keras.
Dari video yang beredar, nampak para musisi sedang jingkrak-jingkrak diatas panggung yang disediakan panitia, bahkan hentakan music itu juga dihiasi gemerlap lighting mirip lampu diskotik.
Padahal, gedung gedung dalam rumah sakit itu kebanyakan dihuni berbagai macam orang sakit. Ada yang sakit ringan, ada yang berat seperti jantung, bahkan tak jarang keluarga pasien sedang panik karena yang si pasien yang sedang sakit.
Menanggapi hal itu, M Hayat selaku pihak RSUD Bangil mengaku sudah diberi izin pihak kepolisian. Bahkan dia juga yakin kalau suara nyaring sound system itu, tak akan mengganggu pasien didalam.
“Pasien pasien disana sudah ditempatkan di lokasi yang aman dari suara sound yang hentakannya sampai keluar area rumah sakit,” ujar Hayat.
“Insyaallah tidak (tidak menganggu), Karena pasien sudah dikondisikan ke ruang yang aman dari sound,” imbuh Hayat.
Ditempat terpisah, Direktur PUSAKA Lujeng Sudarto mengaku geram dengan kejadian ini, Lujeng menganggap pemerintah tak peka dengan situasi yang dalami keluarga pasien.
Lujeng juga menambahkan, mereka yang ada didalam rumah sakit itu sedang susah, karena sedang melawan sakit, atau keluarga pasien yang sedang memikirkan biaya yang harus dipikul dipundaknya.
“Ini sangat tidak etis dan tidak punya sense of cricis. Masak rumah sakit dipakai konser musik” Cetus Lujeng
Dia juga mengkritik Bupati Pasuruan, yang dianggap terlalu sibuk mencari pencitraan “Bupati mestinya mengurangi segala macam pencitraan yang gak produktif bagi pelayanan publik,” Pungkas Lujeng Sudarto. (por)