PASURUAN, faamnews.com- Beberapa bulan terakhir banyak beredar baliho atau gambar yang kampanyekan pencegahan stunting di beberapa ruas jalan baik kecil atau besar seperti di salah satu Billboard yang terpampang d sudut jalan yang ada di Kabupaten Pasuruan.
Gencarnya progam kampanye pencegahan stunting yang di hiasi gambar sosok perempuan berhijab yang diketahui adalah isti dari Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf yakni Lulis Irsyad tersebut tentu dengan maksud dan tujuan yang baik bagi seluruh eleman masyarakat.
Niat baik dengan adanya pencegahan dan sosialisasi melalui beberapa gambar baliho tersebut tentu bertujuan untuk kemaslahatan warga Pasuruan.
Akan tetapi niat baik demi kemaslahatan warga Pasuruan tersebut tidak diimbangi dengan adanya alat penunjang stunting itu sendiri, diketahui bahwasanya hingga saat ini Pemkab Pasuruan melalui Dinkes Kabupaten Pasuruan belum memiliki alat penunjang pencegahan stunting yakni Antropometri Kit.
Hal tersebut diketahui bahwa Pemkab Pasuruan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan masih melakukan pengadaan barang atau jasa paket Antropometri Kit dengan pagu nilai mencapai 18 Milyar tersebut melalui penawaran lelang e-katalog sejak April yang hingga kini belum ada penetapan pemenang lelangnya.
Perlu diketahui bahwa Antropometri Kit merupakan paket alat kesehatan yang berfungsi untuk menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh anak balita. Paket yang diantaranya terdiri dari alat timbang badan, alat ukur tinggi dan panjang badan serta lingkar kepala ini sedianya akan dibagikan kepada 1.500 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kabupaten Pasuruan.
Salah satu penyedia jasa pengadaan barang yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa “Pengajuan penawaran lelang e-katalog Antropometri Kit ini sudah Mei-Juni 2023 lalu. Dinkes sebenarnya sudah mau menetapkan pemenangnya, tapi ditunda karena ada pihak yang mencoba intervensi. Sampai saat ini belum ada kejelasan siapa yang ditunjuk sebagai pemenangnya,” bebernya.
“Hingga saat ini belum juga ditentukan pemenang penawaran lelang e-katalog Antropometri Kit ini dan simpang siur kejelasannya.”
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Pasuruan Ani Latifa saat dikonfirmasi awak media pada Hari Jum’at (07/07/23) enggan menjawab meski nampak pesan sudah terbaca dan terkesan menghindar.
Sementara itu, Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (Pusaka) Lujeng Sudarto menilai bahwa ada aroma dugaan konspirasi dalam penunjukan pemenang lelang Antropometri Kit senilai 18 Milyar tersebut.
“Dinas Kesehatan tinggal menunjuk penyedia yang memenuhi persyaratan sesuai edaran Kementerian Kesehatan. Diantaranya adalah pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen dan tentu saja dengan penawaran harga terendah.”
“Belum diselesaikannya proses lelang e-katalog berpotensi hilangnya kesempatan Kabupaten Pasuruan mendapatkan pengadaan barang alat kesehatan untuk pencegahan stunting. Karena anggaran yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat ini ada batasan waktu dalam penyerapannya,’ papar Lujeng.
“Jika penunjukan prinsipal (pemenang) tidak berdasarkan rujukan surat edaran Kemenkes, yakni harga terendah dan TKDN diatas rata-rata, adanya dugaan konspirasi itu benar adanya dan ada potensi pelanggaran yang mengarah pada tindak pidana korupsi. Jika itu dilakukan, kami akan melaporkan pada aparat penegak hukum,” pungkas Lujeng Sudarto. (por)